Senin, 08 November 2010

BERSYUKUR DAN BAHAGIA



OLeh : Bapak Andrie Wongso

Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari-hari berlalu.

Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba dia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu-abu. "Akh. Aku sudah menua. Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?"

Setelah menimbang, si pedagang memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat kehidupan di luar sana. Dia berpakaian layaknya rakyat biasa dan membaur ke tempat keramaian.

"Duh, hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga sore, tetapi tetap saja miskin dan kurang," terdengar sebagian penduduk berkeluh kesah.

Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berkecukupan, tetapi tampak sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang. Tampaknya dia juga tidak bahagia.

Si pedagang meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Saat dia berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, "Huah! Tuhan, terima kasih. Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Hari ini aku telah pula makan dengan kenyang dan nikmat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku. Dan sekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat."

Setelah tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, si pedagang bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja.

Mendengar suara di sekitarnya, dia terbangun. Dengan tersenyum dia menyapa ramah, "Hai, Pak Tua. Silahkan beristirahat di sini."

"Terima kasih, Anak Muda. Boleh bapak bertanya?" tanya si pedagang.

"Silakan."

"Apakah kerjamu setiap hari seperti ini?"

"Tidak, Pak Tua. Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku bisa bekerja dengan sebaik-baiknya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana. Ya kan? Dan akhirnya, aku perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini".

Teman-teman yang luar biasa,

Kenyataan di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar apapun tidak menjamin rasa bahagia. Bisa kita baca kisah hidup seorang maha bintang Michael Jackson yang meninggal belum lama ini, yang berhutang di antara kelimpahan kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian penggemarnya; tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya.

Entah seberapa kontroversial kehidupan Jacko. Tetapi, yah... setidaknya, dia telah berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.

Mari, jangan menjadi budaknya materi. Mampu bersyukur merupakan kebutuhan manusia. Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lainnya. Sehingga, kita senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan bahagia.
Salam sukses luar biasa!!!


BELAJAR HIDUP DARI KESUKSESAN


Oleh : Bapak Purwono Budi Santoso 

Siang itu Purwono bertemu dengan seorang pengacara. Setelah bercakapan cukup lama dihadapkanlah sebuah perbincangan tentang filosofi kehidupan tikus.

“Belajarlah dari kehidupan tikus. Tikus mati karena mencari makan”.

Betapa mulianya hidup si Tikus. Ia rela mati demi menyambung hidupnya. Sedangkan sebagai manusia kita bekerja untuk mencari nafkah terkadang malas-malasan bahkan tidak mau. Seharusnya kita bersemangat dalam menyambung kehidupan dengan apa yang kita cari dan menghadirkan kehidupan dengan apa yang kita beri, sampai akhir hayat.

Pesan:
Mari kita bersama-sama berbagi motivasi dengan teman-teman agar bisa menemukan dan mengolah kebaikan pada diri kita. Kebaikan yang tidak dikelola akan rusak oleh kejahatan yang terkelola.

*BERBAGI ITU SUKSES*

Terus belajar dari kehidupan sekitar kita karena itu akan membuat kita lebih bersyukur

Rabu, 03 November 2010

Oktober

Oktober telah berlalu beberapa hari yang lalu. Tapi masih ada kenangan yang tersimpan dibulan itu bulan dimana 2 buah hati Nashwan Priambudi dan Rifqi Setiawan Saputra merayakan keberkahan usia mereka memasuki usia 6 tahun dan 4 tahun. Usia dimana mereka telah tumbuh menjadi anak-anak bukan bayi lagi.

Pesta ulang tahun yang tidak meriah yang hanya dirayakan oleh 4 orang (My Husband, me, and both of them) dengan kue ulang tahun yang sederhana (only 15,000 rupiah). Tapi ada harapan besar yang ada didalam perayaan itu, agar mereka berdua tumbuh menjadi anak-anak yang bisa mandiri dikemudian hari tanpa melupakan lingkungan yang telah membesarkan mereka.

Ada rasa bangga telah mempunyai mereka yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata tapi kalo diingat bisa membuat air mata mengalir. semisalnya : Rifqi sudah bisa membeli air mineral galon ke tempat isi ulang (walau tergantung mood dia ), Nashwan yang bisa sudah bisa menunjukkan rasa sosial dia dengan kelemahan yang dia miliki.

Sebagai kakak beradik wajar jika mereka suka bertengkar. Hanya saja jika diluar rumah mereka tidak menunjukkan kalo mereka suka bertengkar, jadi tetangga tahunya mereka akur. hehehehehe 

For Nashwan dan Rifqi, terima kasih telah menjadi bagian dari Kami (ayah dan ibu). Semoga Kami  senantiasa bisa membimbing kalian dan memberikan yang baik untuk bekal kalian dimasa depan. Maafkan kami bila apa yang kalian inginkan belum bisa tercapai, Insya Allah bila itu tuk dibaikan dan kemajuan kalian Allah SWT akan memberikan jalan dimasa depan. (gak jelas maksudnya hehehehe).